BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat
ini masyarakat di dunia sedang menghadapi globalisasi, tidak terkecuali
dengan masyarakat Inonesia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat berpengaruh terhadap globalisi.yang membat seakan-akan
tidak ada batas yang jelas antara 1 negara dengan Negara lainnya.
Globalisasi
saat ini pun juga dapat mempengaruhi terhadap bidang pendidikan di
Indonesia. Pasalnya sekolah-sekolah yang ada di Indonesia sudah bantak
yang mendaftarkan diri untuk menjadi Sekolah Berstandart Internasional
yang memiliki fasilitas teknologi yang modern dan juga menggunakan
bahasa internasional yaitu bahasa Inggris.
Dengan adanya
globalisasi sekarang ini, maka Negara-negara di dunia baik itu Negara
maju ataupun berkembang berlomba-lomba untuk meningkatkan prestasi
pendidikan di Negara mereka untuk mencetak generasi yang penerus bangsa
yang lebih baik. Begitu pula di Indonesia. Jika kita perhatikan,
pemerintah Indonesia selalu berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi
tingkat kebodohan di Indonesia.
Sebagai bukti nyata kita dapat
melihat program-program pemerintah seperti BOS, Wajib Belajar 9 Tahun,
dan pemerintah bahkan menaikkan sebagian gaji para PNS khususnya tenaga
pendidik atau lazimnya disebut guru. Itu semua tidak lain bertujuan
untuk meningkatkan keefektifan cara mengajar guru kepada para penerus
bangsa yaitu siswa.
Tapi pada kenyatannya hal ini bertolak
belakang dengan kenyataan para siswa di lapangan, seakan-akan program
yang diberikan pemerintah sia-sia untuk dilaksanakan. Pasalnya mereka
lebih memilih bolos ketimbang belajar.
Pergi ke sekolah bagi
remaja merupakan suatu hak sekaligus kewajiban sebagai sarana mengenyam
pendidikan dalam rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik. Sayang,
kenyataannya banyak remaja yang enggan melakukannya tanpa alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan. Banyak yang akhirnya membolos.
Perilaku yang dikenal dengan istilah truancy
ini dilakukan dengan cara, siswa tetap pergi dari rumah pada pagi hari
dengan berseragam, tetapi mereka tidak berada di sekolah. Perilaku ini
umumnya ditemukan pada remaja mulai tingkat pendidikan SMP.
Memang
cerita bolos sewaktu pelajaran sudah tidak asing lagi bagi sebagian
kalangan murid ataupun masyarakat. Bolos atau meninggalkan jam pelajaran
saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di sekolah, itu
merupakan hal yang sering dilakukan oleh para pelajar. Namun tetap saja
boleh dikatakan wajar sebab sikap dasar manusia yang selalu saja ada
secuil rasa bosan yang timbul di benak siswa untuk menghadapi pelajaran.
Terlebih bagi mereka yang sudah menjadikan bolos ini sebagai hobi atau
agenda wajib saat sekolah, mereka yang malas-malasan dan hanya ingin
bersenang-senang saja. Mereka lebih memilih untuk meninggalkan kelas
daripada harus mendengarkan penjelasan guru yang tidak mereka mengerti.
Mungkin masalah yang seperti ini sering dianggap sepele oleh sebagian
kalangan, namun hal ini sangatlah disayangkan terutama bagi pemerintah
yang sudah berusaha keras untu memajukan pendidikan di Indonesia.
Dan
untuk kepedulian penulis kepada merosotnya kedisiplinan dalam
pendidikan, maka penulis membuat karya tulis ini tentang para siswa yang
membolos saat jam pelajaran.
1.2 Merumuskan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis sampaikan diatas, maka penulis dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut
1.2.1 Apa penyebab siswa membolos pelajaran.
1.2.2 Apakah ada pengaruh siswa yang membolos pelajaran dengan siswa yang lain.
1.2.3 Dimana biasanya siswa membolos pelajaran.
1.2.4 Apa dampak yang ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran.
1.2.5 Bagaiman cara mengatasi siswa yang membolos pelajaran.
1.3. Batasan Istilah dan Hipotesis
untuk mengurangi perbedaan persepsi, konsep, penulis membuat batasan tentang karya tulis penulis sebagai berikut.
1.3.1 Batasan Istilah
a. Penyimpangan : proses, cara, perbuatan menyimpang atau menyimpangkan (kamus besar bahasa indonesia)
b. Membolos : meloloskan diri, melarikan diri (kamus besar bahasa indonesia)
1.3.2 Hipotesis Penulis
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang membolos
pelajaran dengan siswa yang lain yang terdapat di lingkungan SMAN 1
SOOKO.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1 untuk dapat mengetahui penyimpanan yang terjadi di masyarakat, terutama tentang siswa yang membolos pelajaran.
1.4.2 untuk menambah pengetahuan tentang penyimpangan siswa saat membolos pelajaran bagi ilmu sosiologi.
1.4.3 untuk mengetahui penyebab siswa membolos pelajaran.
1.4.4 untuk mengetahui adakah pengaruh siswa yang membolos pelajaran dengan siswa lain
1.4.5 untuk menjelaskan tempat-tempat yang biasanya digunakan siswa untuk membolos pelajaran
1.4.6 untuk menjelaskan dampak yang ditimbulkan terhadap siswa yang membolos pelajaran
1.4.7 untuk menjelaskan cara mengatasi siswa yang membolos pelajaran.
1.5. Manfaat Penelitian
Melalui
makalah penyimpangan siswa membolos pelajaran ini, diharapkan oleh
penulis dapat bermanfaat bagi banyak siswa, perkembangan ilmu
pengetahuan dan pihak-pihak lain.
a. Siswa : - Sadar diri untuk tidak membolos pelajaran lagi
- mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang sering dilakukan siswa
- untuk dapat menjadi siswa teladan
- mengetahui dampak negative akibat membolos pelajaran
- Dapat membuat siswa jera dan tidak akan mengulangi kebiasaannya membolos
b. Guru : - Dapat lebih mengawasi siswa yang membolos pelajaran
- dapat memperbaiki cara pengajaran supaya siswa tidak membolos
c. Sekolah : - dapat menertibkan penyimpangan-penyimpangan siswa.
- dapat meminimalkan siswa yang membolos
d.
Pengelola Dinas Pendidikan : - membuat peraturan tentang
siswa yang melakukan penyimpangan, terutama siswa yang membolos
pelajaran
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Konsep penyimpangan siswa membolos pelajaran
Penyimpangan : proses, cara, perbuatan menyimpang atau menyimpangkan (kamus besar bahasa indonesia)
Membolos : meloloskan diri, melarikan diri (kamus besar bahasa Indonesia)
2.2 Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dalam membolos pelajaran
· perkembangan teknologi
· hubungan antar kelas-kelas dominant-kemampuan kelas dominant untuk menciptakan ketertiban baru
· meningkatnya kompleksitas masyarakat
(teori sosiologi tentang perubahan sosial, 1983:20)
· keinginan secara sadar dan keputusan para pribadi
· pengaruh eksternal
(teori sosiologi tentang perubahan sosial, 1983:26)
Sementara itu, psikolog Dian Apriyatni Psi mengatakan,
kebiasaan bolos sekolah itu disebabkan oleh banyak faktor. Di mana tidak
semuanya muthlak kenakalan siswa Menurut Dian, ada beberapa faktor yang
menyebabkan siswa minggat dari sekolah, di antaranya karena merasa
bosan dengan gaya mengajar dari guru. Karena biasanya, jika guru
berhasil membangun suasana belajar yang menarik bagi siswanya, maka
senakal apa pun siswa tersebut, maka dia akan menunggui guru tersebut.
Berbeda dengan guru-guru yang sudah menakutkan bagi siswa mulai dari
gaya mengajar, cara menghadapi siswa hingga memberikan tugas. Tetapi ada
juga yang memang yang bolos karena gurunya gagal membuat suasana
menarik di kelas, sehingga membuat siswa bosan dan mencoba mencari
suasana berbeda di luar sekolah. Penyebab lain adalah adanya masalah
pribadi baik dengan orang tua, pacar, keluarga maupun dengan
teman-teman. Biasanya, masalah ini membuatnya tidak konsentrasi. Namun,
bolos sekolah juga terkadang dilakukan siswa karena pengaruh dari
teman-teman. Karena masa remaja, pengaruh teman-teman yang disebut
dengan konvernitas sangat besar. Bahkan, nilai yang dibawa dari rumah
bisa hilang karena konvernitas tadi.
Sebenarnya, hal ini wajar
karena memang pada masa ini, teman merupakan salah satu penentu
karakter bagi remaja setelah orangtua. Secara psikologis, ini
menyebabkan pengaruh teman bisa lebih menentukan dibandingkan orang tua.
Apalagi bila perhatian dari orang tua minim. Maka remaja akan lari
dengan teman-temanya sebagai teman curhat.
Faktor pendukung
munculnya perilaku membolos sekolah pada remaja ini dapat dikelompokkan
menjadi 3, faktor sekolah, personal, serta keluarga. Faktor sekolah yang
berisiko meningkatkan munculnya perilaku membolos pada remaja antara
lain kebijakan mengenai pembolosan yang tidak konsisten, interaksi yang
minim antara orang tua siswa dengan pihak sekolah, guru-guru yang tidak
suportif, atau tugas-tugas sekolah yang kurang menantang bagi siswa.
Faktor
personal misalnya terkait dengan menurunnya motivasi atau hilangnya
minat akademik siswa, kondisi ketinggalan pelajaran, atau karena
kenakalan remaja seperti konsumsi alkohol dan minuman keras.
Sedangkan
faktor keluarga meliputi pola asuh orang tua atau kurangnya partisipasi
orang tua dalam pendidikan anak (Kearney, 2001). Ketiga faktor tersebut
dapat muncul secara terpisah atau berkaitan satu sama lain.
2.3 Upaya-upaya untuk mengatasi siswa membolos pelajaran.
A. Umum
Tiga unsur kunci dalam belajar terpadu:
· kegiatan proyek di luar kelas yang menarik, memadukan riset dan eksplorasi
· penggunaan computer oleh siswa sebagai sarana pemproses informasi dan analisis
·
sejarah, goegrafi, ilmu alam, matematika, ekonomi, menulis, computer
dan mata pelajaran lain disatupadukan, tidak diajarkan secara terpisah.
(evolusi belajar, 1998:176)
Adapun
guru yang mengalami masalah dengan murid yang membolos dan Ia pun
mencoba untuk mencoba memberitahu siswanya mengenai hal itu , namun cara
itu tidak ampuh dan Iapun mencoba menegur dengan keras dan cara yang
dilakukannya berhasil sebanyak 50%, Tapi hasilnya kurang memuaskan.
Iapun mencoba untuk mencoba hal yang tidak diasayaitu dengan menyuruh
siswa yang bolos untuk membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa
mereka tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.Yang membuat Surat
pernyataan ini berbeda ada pada isinya yaitu dengan memasukkan tanda
tangan orang tua, ketua RT dan RW.
Pada akhirnya cara ini dapat membuat hampir 100% siswa sudah tidak lagi membolos.
Hal
yang menyebabkan siswa tidak membolos adalah karena mereka mendapatkan
hukuman sosialyang berat dan dengan mencantumkan tanda tangan ketua RT
dan RW memiliki beban tersendiri (http://www.infogue.com/http://pendidikan.infogue.com/tips_mengatasi_siswa_yang_sering_membolos)
B. Khusus
· Guru dapat mengerti kondisi siswa
· Memberi sanksi yang tegas kepada siswa yang membolos pelajaran
· Absensi setiap jam pelajaran
· Membentuk suatu pelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab 3 ini penulis akan membahas (1) rancangan penelitian, (2)
data penelitian, (3) sumber data penelitian, (4) prosedur dan teknik
penelitian, (5) analisis data.
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan
penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
dengan cara mengumpulkan data yang telah terkumpul dengan instrument
kemudian data yang telah terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif.
Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk membuktikan keefektifan teknik (self
monitoring) sebagai variabel bebas terhadap pengelolaan diri sebagai
variabel terkait yang dihubungkan dengan siswa yang membolos pelajaran.
Data yang terkumpul dengan instrument ini kemudian dianalisis secara
kuantitatif menurut Mardalis (1990;26)
3.2 Data Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XII IS 1 di SMAN 1 Sooko Mojokerto
sebanyak 15 siswa untuk mewakili 30 siswa dengan perbandingan 1:10.
kelompok siswa yang mengikuti pelajaran di SMAN 1 Sooko didasarkan pada
pertimbangan banayk siswa yang melakukan penyimpangan dengan membolos
saat pelajaran di kelas sedang berlangsung. Disamping itu siswa kelas
XII memiliki kemantapan jiwa dalam penggunaan langkah-langkah
pembelajaran dan pada diri anak seusia itu sudah memiliki keberanian
dalam penggunaan langkah atau teknik dalam rangka pembelajaran yang
nyaman untuk dirinya.. hal ini sesuai dengan tahap perkembangan jiwa
anak periode berfikir operasional formal.
Menurut Piaget
(dalam dahar, 1988;186) mengemukakan bahwa anak pada usia tingkat
operasional formal sudah dapat berfikir sebagai orang dewasa, ia dapat
merumuskan sebagai alternative hipotesis dalam menanggapi masalah.
Dipilihnya
subjek penelitian satu kelas yaitu siswa kwlas XII IS 1, sebagai
sampel adalah penulis berada di kelas yang sama dan mengetahui tentang
mereka sehingga lebih mudah dalam melakukan analisis.
3.3 Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah dari data yang diperoleh melalui
instrument dan pengamatan langsung dari penulis.
3.4 Prosedur Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data
(4.1) Prosedur Penelitian
4.1.1 Menyusun rancangan penelitian
4.1.2 Menyebarkan angket/ quosioner
4.1.3 Menentukan kelompok instrumen
4.2 Prosedur Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data penulisan dilakukan dengan cara questioner alasan
menggunakan questioner adalah karena informasinya lebih banyak dan data
lebih akurat. Adapun langkah-langkah untuk questioner tersebut adalah:
1. menyebarkan questioner kepada siswa kelas XII IS 1 dan menyeleksi pemilih sebagai perwakilan sampel
2.
menyeleksi data, penulis memeriksa data tang telah disebar apakah sudah
sesuai dengan data yang diperlukan, jika asih dirasa kurang penulis
akan melakukan wawancara langsung.
3. mengkode data penulisan yang telah terkumpul
4. mentabulasikan data penulisan sesuai prosedur
5. menganalisis hasil dan penulisan.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan oleh penulis adalah teknik analisis
deskriptif kuantitatif, yaitu mendeskripsikan tentang penyimpangan
membolos pelajaran yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Sooko kelas XII IS
1.
Adapun analisis data dengan Metode prosentase. Prosentase
merupakan hasil dari frekuensi objek suatu kategori yang dibandingkan
dengan jumlah frekuensi seluruh kategori kemudian dilakukan 100 % atau
dengan rumus:
P= F/n x 100 %
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Penyebab Siswa Membolos Pelajaran
Membolos
saat pelajaran sebenarnya tidak dibenarkan dalam pendidikan. Dan
sanksi-sanksi juga sudah banyak diberikan kepada para siswa ynag
membolos pelajaran. Pastinya ada penyebab mengapa para pelajar tetap
melakukan bolos pelajaran. Melalui diagram di bawah ini, akan dibahas
tentang penyebab siswa membolos pelajaran:
Penyebab Siswa Membolos Pelajaran.
gambar1.1
Dari
siswa sebanyak 15 orang, untuk penyebab siswa membolos pelajaran karena
pelajaran yang kurang disukai sebanyak 7 siswa dan penyebab siswa
membolos pelajaran karena guru yang tidak menyenangkan sebanyak 3
siswa. Faktor lain yang menyebabkan siswa membolos pelajaran yaitu
karena keinginan siswa secara sadar, sebanyak 2 siswa. Dan siswa yang
memilih faktor penyebab siswa membolos pelajaran karena perkembangan
teknologi, pengaruh eksternal, dan munculnya tujuan bersama adalah
sebanyak masing-masing 1 siswa.
Berikut ini akan penulis jelaskan dari faktor-faktor di atas:
a. Pelajaran Kurang Disukai.
Pelajaran yang tidak menyenangkan, memjadi ilihan terbanyak para
responden untuk keluar kelas saat pelajaran berlangsung atau biasa
disebut dengan bolos pelajaran. Pelajaran yang kurang disukai dapat
menjadi sikap malas dikelas, maka para siswa jika berada di dalam kelas
juga tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik, maka mereka akhirnya
memilih untuk keluar kelas.
b. Guru yang Tidak Menyenangkan.
Walaupun
sebenarnya mata pelajarnnya disukai oleh siswa, namun apabila gurunya
tidak menyenangkan, maka para siswa juga akan merasa bosan dengan cara
pengajaran atupun dengan sikap guru saat mengajar yang kurang bersahabat
dengan para muridnya. Dan sebagai tindakan para siswa, mereka lebih
memilih untuk meninggalkan ruangan kelas. Sebaliknya, kalau guru
menyenangkan, walaupun pelajaran yang diajarkan sulit, siswa tetap
merasa enjoy di dalam kelas, dan itu membuat lama-kelamaan para
siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah karena siswa tidak jenuh di
dalam kelas.
c. Pengaruh eksternal
Dari penyebaran questioner oleh penulis, 1 responden yang memilih
jawaban karena pengaruh eksternal. Itu disebabkan karena siswa hanya
ikut-ikutan saja dengan teman-temannya saat membolos pelajaran tersebut.
Sehingga di dalam kelas dia merasa bosan karena teman-teman dekatnya
keluar kelas, dan dia juga ikut keluar kelas bersama teman-temannya.
4.2 Ada atau Tidak Pengaruh Siswa yang Membolos Pelajaran dengan Siswa yang Lain
Siswa
yang membolos sekolah biasanya dapat mengganggu siswa yang lain yang
sedang belajar di dalam kelas. Sebelumnya penulis telah menyebarkan
questioner kepada siswa XII IS 1, dan akan dilihat ada atau tidaknya
pengaruh antara siswa yang membolos dengan siswa yang lain, dan dampak
yang dapat ditimbulkan dari siswa membolos tersebut terhadap siswa yang
lain, penulis akan menyajikan dalam diagram di bawah ini.
Ada atau tidaknya pengaruh siswa yang membolos terhadap siswa yang lain
gambar 1.2
Dari siswa sebanyak 15 orang, untuk ada atau tidaknya pengaruh siswa
yang membolos pelajaran dengan siswa yang lainnya sebanyak 12 siswa
memilih jawaban ya, ada pengaruh siswa yang membolos pelajaran dengan
siswa yang lain dan 3 siswa memilih jawaban tidak ada pengaruh anatara
siswa yang membolos pelajaran denagn siswa yang lainnya.
Di bawah ini dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos
pelajaran terhadap siswa yang lain akan penulis sajikan dalam bentuk
diagram batang di bawah ini:
Dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos terhadap siswa yang lain
gambar 1.3
Dari
siswa sebanyak 15 orang, hanya 12 siswa yang memilih ada pengaruh
antara siswa yang membolos pelajaran dengan siswa yang lain, maka dalam
analisis diatas, hanya disajikan 12 frekuensi.
Dari 12 siswa, dampak yang dapat ditimbulkan oleh siswa yang membolos
sekolah dengan siswa yang lain yaitu paling banyak memilih tidak
konsentrasi belajar yang telah dipilih sebanyak 6 siswa. Lalu
dilanjutkan dengan siswa yang memilih ikut kena marah guru sebagai
dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran dengan
siswa yang lain sebanyak 4 siswa yang mempunyai. Dan yang paling sedikit
yaitu siswa yang memilih pelajaran jadi tertunda yaitu sebanyak 2 siswa
Dampak
tidak konsentrasi belajar ini karena sifat siswa yang setia kawan, dia
memikirkan bagaimana kondisi temannya jika dihukum nanti, maka dia tidak
dapat konsentrasi dalam pelajarannya.
Pada saat guru mata
pelajaran memberikan absensi, dan mengetahui kalau ada seorang atau
beberapa orang siswanya tidak ada, maka guru past akan marah-marah, dan
biasanya marahnya guru tersebut akan berdampak juga kepada siswa-siswa
yang lain,dan ini juga dapat membuat para siswa tidak dapat konsentrasi
dalam menerima pelajaran karena suasana kelas yang sudah tidak nyaman.
Selain
itu biasanya apabila mengetahui ada siswanya yang keluar kelas, apabila
guru itu disiplin, maka beliau akan menyuruh siswa lain atau biasanya
ketua kelas untuk mewncari temannya yang tidak ada tersebut untuk
kembali masuk keluar kelas, maka palajaran dapat tertunda pada saat yang
lain mencari siswa yang membolos tersebut.
4.3 Tempat yang Biasanya Digunakan Siswa Saat Bolos Pelajaran.
Sekarang
ini membolos pelajaran seperti sudah menjadi kebiasaan yang sudah tidak
dianggap tabu lagi. Semua murid SMP dan SMA sudah banyak yang melakukan
bolos pada saat jam pelajaran berlangsung. Dan apabila ada siswa yang
membolos, pasti mereka mempunyai tempt favourite yang mereka gunakan
saat membolos tersebut. Maka dari itu penulis saat ini akan membahas
tentang temapt yang biasanya digunakan sebagai tempt membolos yang ada
dilingkungan SMAN 1 Sooko. Untuk melihat kepastiannya penulis telah
menyajikan dalan diagram di bawah ini:
Tempat favorit untuk membolos pelajaran
gambar 1.4
Dari
gambar di atas, dapat diketahui bahwa tempt yang paling sering
digunakan atau terfavorit untuk membolos sekolah adalah kantin sekolah.
Menurut pendapat penulis, kantin memang tepat sebagai tempt yang
digunakan untuk membolos pelajaran, karena di kantin banyak fasilitas
yang nyaman untuk tempt bolos. Apabila siswa yang membolos itu haus atau
lapar, maka dapat langsung membelinya, selain itu kantin juga tempt
yang enak saat digunakan untuk mengobrol dengan teman, karena biasanya
siswa membolos bersama teman-temannya.
Dan selain itu hutan
sekolah juga menjadi tempt favotit bagi siswa yang membolos pelajarn.
Suasana di hutan yang nyaman dan teduh dingin, sejuk, sangat
menyenangkan saat memolos pelajaran di hutan sekolah.
Ada
tempt lain yang juga menjadi tempt saat siswa membolos saat jam
pelajaran, yaitu UKS (Unit Kesehatan Sekolah). Siswa biasanya
berpura-pura mengeluh badannya tidak enak atau sakit. Di tempt ini siswa
bisa tidur-tiduran sambil ngerumpi bersama teman-temannya dan bermain
hape. Karena UKS tempatnya yang lebih tertutup. Dan para guru yang
datang ke UKS biasanya tidak curiga kalau ternyata mereka datang ke UKS
hanya sekedar untuk menghindari jam mata pelajaran yang tidak mereka
sukai. Tapi dengan adanya bidan yang telah ditempatkan di ruang UKS,
sekarang membolos di UKS sudah sulit, karena harus ada keterangan sakit
dari bidan dan guru puket saat hari itu.
Tempt yang terakhir
yang sering digunakan siswa saat membolos adalah perpustakaan. Dari
kenyataannya perpustakaan di SMAN 1 Sooko sangat nyaman dan tentram.
Disana ruangannya ber-AC, dan tempatnya juga lesehan atau duduknya di
lantai. Perpustakaan biasanya digunakan para siswa saat membolos
pelajaran dengan tidur. Tetapi menurut pendapat penulis, membolos di
Perpustakaan dapat menjadikan siswa lebih pintar, karena di Perpustakaan
banyak buku-buku. Bisa juga para siswa yang membolos juga membaca buku
untuk menambah wawasan.
4.4 Dampak yang Dapat Ditimbulkan Dari Siswa membolos Pelajaran.
Setiap
perbuatan pasti akan mempunyai dampak positif dan negative. Tetapi
apabila perbuatan itu menyimpang, maka dampat negative yang ditimbulkan
akan lebih banyak dari pada dampak negatifnya. Dan untuk itu, penulis
akan menjelaskan damapak yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan siswa
membolos pelajaran sebagai berikut:
Dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran.
gambar 1.5
Dari
hasil questioner yang telah disebarkan oleh penulis kepada para siswa
XII IS 1 sebanyak 15 siswa, maka dapat kita ketahui dari diagram di atas
bahwa paling banyak dampak yang dapat ditimbulkan dari siswa yang
membolos pelajaran adalah ketinggalan mata pelajaran yang dipilih
sebanyak 8 siswa. Sekarang ini para responden sudah kelas 3, apabila jam
pelajar dibuang secara sia-sia bagaimana persiapan ujian yang sebentar
lagi akan dihadapi. Apakah semuanya sudah yakin kalau dapat lulus dengan
nilai yang baik.
Dampak yang lain adalah nilai mata pelajaran
yang semakin jatuh, yang telah dipilih oleh sebanyak 3 responden. Bukan
saja pelajaran yang akan diujikan di Ujian Nasional yang harus
dipelajari, namun juga mata pelajarn lain juga penting karena mata
pelajaran lain tetap diujikan dalan Ujian Sekolah. Kalau salah 1 nilai
saja yang jatuh, maka di ijazah itu sudah tidak dapat dirubah lagi, dan
itu untuk seumur hidup.
Selain itu ada juga dampak dari
membolos pelajaran yaitu dimarahi guru yang dipilih oleh 1 siswa. Namun
itu juga dapat melihat gurunya. Jika gurunya keras atau disiplin maka
para siswa yang membolos akan kena marah dan dapat sanksi yang tegas.
Tetapi apabila gurunya biasa-biasa saja, para siswa yang membolos
dibiarkan saja diluar kelas tidak mengikuti pelajarannya dan tidak kena
marah. Mungkin bagi guru tersebut, siswalah yang membutuhkan pelajaran
ini untuk menghadapi Ujian, bukan guru yang membutuhkan siswa.
Selain
dampak negatif di atas, ada juga dampak positif yang ditimbulkan dari
siswa yang membolos pelajaran, yang dipilih oleh 2 siswa yaitu semakin
luas dalam bergaul. Saat siswa membolos di luar kelas biasanya ada juga
siswa lain yang sedang membolos atau jam kosong di kelasnya. Dan mereka
dapat berinteraksi, sehingga mereka saling mengenal dan dapat menambah
teman pergaulan.
Walauapun ada siswa yang memilih dampak
positif dan negative, tetapi ada juga siswa yang beanggapan jika
membolos pelajaran tidak ada damapaknya bagi siswa. Karena membolos
hanya untuk sekedar melepas kejenuhan saat di kelas.
4.5 Upaya yang Dapat Dilakukan Supaya Siswa Tidak Membolos Pelajaran
Semakin
lama, siswa yang akan melakukan bolos pelajarn agar semakin bertambah
dengan mengikuti perkembangan jaman. Kalau tidak diberantas lebih awal,
maka lama-kelamaan semakin banyak pula para penerus bangsa yang
melakukan bolos pelajaran. Penerus bangsa yang seharusnya dapat lebih
dibanggakan, malah akan terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak berguna.
Dan upaya-upaya pencegahan atau pemberantasan harus segera dilakukan
untuk mengurangi para siswa yang bolos pelajaran. Dari hasil pengamatan
penulis, maka bolos pada saat jam pelajaran dapat diatasi dengan cara
sebagai berikut yang digambarkan dalam diagram di bawah ini:
Upaya yang dilakukan supaya siswa tidak membolos pelajaran
gambar 1.6
Dari hasil questioner yang telah penulis kepada siswa XII
IS 1 sebanyak 15 siswa, maka paling banyak mereka berpendapat tentang
upaya yang dilakukan agar siswa tidak bolos saat pelajaran yaitu guru
dapat mengerti kondisi siswa dan siswa diberi sanksi yang tegas jika
membolos pelajarn, yang dipilih oleh masing-masing 5 siswa.
Guru sebaiknya dapat mengerti bagaimana kondisi siswa saat itu. Jika
kondisi siswa yang dari awal memang kurang semangat, guru sobaiknya
tidak memaksakan para siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang sangat
berat, yang malah akan membuat siswa jenuh di dalam kelas dan akhirnya
mereka akan memilih keluar kelas supaya tidak jenuh.
Demikian
juga sanksi yang diberikan harus tegas kepada siswa yang ketauan
membolos saat kegiatan belajar mengajar di kelas berlangsung. Supaya
siswa merasa takut dan tidak mengulangi untuk meninggalkan kelas saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Guru sebaiknya bersikap keras
kepada para siswa yang meninggalkan pelajarannya. Paling tidak didak
boleh mengikuti kelas selama beberapa waktu atu membuat surat
pernyataan.
Selanjutnya upaya yang dapat dilakukan unutk
mengatasi siswa yang membolos adalah kegiatan di luar kelas yang menarik
dan absensi setiap jam mata pelajaran yang dipilih oleh sebanyak 2
siswa.
Apabila para siswa sudah merasa mulai jenuh dengan cara
pengajaran di luar kelas, guru dapat melakukan pengajaran di luar kelas
seperti di perpustakaan atau studi pengamatan kecil-kecilan dengan
kegiatan di luar kelas, sehingga siswa juga sekalian dapat melakukan
refreshing, tidak harus belajar di kelas setiap harinya. Kegiatan
seperti itu mungkin dapat mengatasi para siswa yang merasa jenuh dan
dengan kegiatan di lauar kelas, mereka walaupun berada di luar tapi
tetap dapat mengikuti pelajaran.
Dan absensi setiap jam mata
pelajarn, supaya guru mengetahui siapa saja para siswa yang sering
meninggalkan kelas saat jam pelajarnnya, dapat dilaporkan kepada wali
kelasnya ataupun di beri sanksi sendiri oleh guru yang bersangkutan.
Upaya
lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi siswa yangf membolos adalah
dengan penggunaan computer oleh murid. Tapi upaya ini hanya dipilih oleh
1 siswa. Seperti yang ada dalam kenyataan, murid SMAN 1 Sooko tidak
semua mempunyai perekonomian yang mapan. Penggunaan computer atau lap
top mungkin hanya dapat diberlakukan jika semua murid mempunyai
perekonomian yang tinggi. Sehingga upaya ini mungkin dapat dilaksanakan
secara efektif, namun akan membuat siswa yang perekonomiannya
sedang-sedang saja tidak dapat mengikuti seperti hal tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.1.1
Paling banyak siswa yang memilih penyebab siswa yang membolos pelajaran
adalah pelajarannya yang kurang di sukai, guru yang kurang
menyenangkan. Lalu pengaruh eksternal, keinginan secara sadar, munculnya
tujuan bersama dan perkembangan teknologi.
4.1.2 ada
pengaruh yang ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajarn dengan siswa
yang lainnya. Dan dampak yang ditimbulkan dari siswa tersebut adalah
tidak konsentrasi belajar, ikut kena marah guru, dan pelajarannya yang
jadi tertunda
4.1.3 tempt-tempt yang biasanya digunakan oleh
siswa untuk membolos yaitu kantin, hutan sekolah, Unit Kesehatan
Sekolah dan Perpustakaan.
4.1.4 dan dampak yang dapat
ditimbulkan dari siswa membolos pelajaran yaitu ketinggalan pelajaran,
nilai yang semakin jatuh, dimarahi guru, pergaulan yang semakin luas dan
tidak ada dampak yang ditimbulkan dari siswa yang membolos pelajaran.
4.1.5
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi siswa yang membolos
pelajaran yaitu guru yang seharusnya dapat mengerti bagaimana kondisi
siswa, siswa yang membolos diberi sanksi yang tegas, kegiatan di laur
kelas yang menarik dan penggunaan computer oleh murid, lalu absensi di
setiap mata pelajaran.
4.2 Saran
4.2.1 Guru dapat mengerti kondisi siswa dan melakukan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
4.2.2 Sanksi dengan membuat surat pernyataan untuk siswa yang membolos pelajaran kepada orang tua atau perangkat desanya.
4.2.3 tidak dapat mengikuti pelajarn tersebut dalam beberapa waktu
4.2.4 banyak melakukan pengajaran di laur kelas atau pengamatan di luar kelas.
4.2.5 siswa menyadari pentingnya mengikuti pelajaran di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono.1883. Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Jakarta:Ghalia Indonesia.
Dryden,Gordon dan Dr.Jeannette Vos.2000.The Learning Revolution.Bandung:Kaifa
www.google.com (siswa membolos sekolah)
1 komentar:
All And Easy : Makalah Sosiologi "Siswa Membolos Jam Pelajaran" >>>>> Download Now
>>>>> Download Full
All And Easy : Makalah Sosiologi "Siswa Membolos Jam Pelajaran" >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
All And Easy : Makalah Sosiologi "Siswa Membolos Jam Pelajaran" >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK
Posting Komentar